Koalisi Kawal Indonesia Lestari (Kawali) menyayangkan kebocoran gas yang menewaskan lima warga di Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal.
Insiden memilukan ini menurut mereka tidak perlu terjadi jika perusahaan yang PT Sorik Marapi Geothermal Plant (SMGP) menjalankan prosedur yang baik dan benar.
Ketua Umum Koalisi Kawali Indonesia Lestari (Kawali), Puput TD Putra mengatakan, peristiwa dugaan keracunan gas pada Senin (25/1) sekitar pukul 12.00 WIB diakibatkan oleh buruknya SOP pembukaan sumur bor PT SMGP yang berada di WELLPAD T Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi.
“Kekacauan ini diduga karena SOP tidak pada semestinya, diduga human error karena pengeboran dan pengujian sumur bor, standarnya masyarakat harus dievakuasi terlebih dahulu,” ujar Puput dalam keterangan tertulisnya kepada redaksi, Rabu (27/1).
Dalam melaksanakan kegiatan penambangan mineral panas bumi, Kawali menyebut proyek PT SMGP sering terjadi kelalaian kecelakaan kerja, penyerobotan lahan, konflik bersama warga setempat, dan kondisi kerja yang tidak aman, serta mengabaikan prinsip-prinsip keselamatan.
“Dari kondisi kerja tidak aman dan tindakan kerja yang tidak aman tersebut, mengakibatkan kecelakaan kerja dan akhirnya menyebabkan korban meningal dan puluhan korban dirawat di rumah sakit,” sambungnya.
Dari catatan Kawali, PT SMGP mengalami masalah pada tahun 2014 silam, di mana izin perusahaannya pernah dicabut oleh Bupati. Bahkan pernah didemo masyarakat karena banyak bermasalah dengan warga setempat, terutama masalah lahan dan limbah.
Sempat dibekukan, izin baru kemudian dikeluarkan oleh Kementerian ESDM pada April 2015 kepada PT SMGP.
“Adanya kecelakaan ini, kami mempertanyakan proses dan keabsahan Amdal UKL-UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup) terkait pembukaan lahan untuk proyek sumur bor PT SMGP,” tekan Puput.
Di sisi lain, Kawali mendesak pihak-pihak terkait memberikan keterangan secara transparan dan terbuka terkait musibah dugaan keracunan gas yang menewaskan lima warga dan sedikitnya 20 warga dirawat di RSUD Panyabungan.
“Kawali juga mendorong semua stakeholder melakulan penyelesaian masalah keselamatan dan kesehatan masyarakat untuk dilakukan perbaikan pada kondisi tidak aman dan tindakan kerja tidak aman agar risiko keselamatan masyarakat dan kesehatan kerja diminimalkan,” tandasnya.