HARIAN SEDERHANA, CIKARANG PUSAT – Ketua Umum Koalisi Kawal Indonesia Lestari (Kawali) Puput TD Putra menyoroti gagalnya pengawasan pemerintah terhadap pencemaran yang dilakukan PT Fajar Paper.

Padahal menurutnya pada Pasal 112 UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, setiap pejabat berwenang yang dengan sengaja tidak melakukan pengawasan terhadap ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap peraturan perundang-undangan dan izin lingkungan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 dan Pasal 72 yang mengakibatkan terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan yang mengakibatkan hilangnya nyawa manusia, dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama satu tahun.https://googleads.g.doubleclick.net/pagead/ads?client=ca-pub-4148768010710875&output=html&h=280&adk=2992013129&adf=1461803548&pi=t.aa~a.2229883276~i.3~rp.4&w=780&fwrn=4&fwrnh=100&lmt=1617875585&num_ads=1&rafmt=1&armr=3&sem=mc&pwprc=1922715161&psa=1&ad_type=text_image&format=780×280&url=https%3A%2F%2Fwww.hariansederhana.com%2Fpencemaran-limbah-kawali-pt-fajar-paper-pernah-mendapat-sanksi%2F&flash=0&fwr=0&pra=3&rh=195&rw=779&rpe=1&resp_fmts=3&wgl=1&fa=27&uach=WyJXaW5kb3dzIiwiNi4xIiwieDg2IiwiIiwiODkuMC40Mzg5LjExNCIsW11d&dt=1617873459770&bpp=6&bdt=11500&idt=6&shv=r20210406&cbv=r20190131&ptt=9&saldr=aa&abxe=1&cookie=ID%3D01353389f96e923f-227a3de3ddc600a2%3AT%3D1616724325%3ART%3D1616724325%3AS%3DALNI_MbqCHKt5aAiuc48ogaUhG-JnLut3A&prev_fmts=0x0%2C320x50&nras=2&correlator=744915630146&frm=20&pv=1&ga_vid=1097425398.1616724322&ga_sid=1617873449&ga_hid=1450605282&ga_fc=0&u_tz=420&u_his=1&u_java=0&u_h=768&u_w=1366&u_ah=738&u_aw=1366&u_cd=24&u_nplug=3&u_nmime=4&adx=90&ady=1160&biw=1349&bih=610&scr_x=0&scr_y=0&eid=44740079%2C44739538%2C44739387&oid=3&pvsid=3002718913655572&pem=509&eae=0&fc=1408&brdim=0%2C0%2C0%2C0%2C1366%2C0%2C1366%2C738%2C1366%2C610&vis=1&rsz=%7C%7Cs%7C&abl=NS&fu=128&bc=31&ifi=3&uci=a!3&btvi=1&fsb=1&xpc=IiyjhPf2Zb&p=https%3A//www.hariansederhana.com&dtd=M

“Kasus dampak kerusakan lingkungan yang dilakukan Fajar Paper pernah ditangani Ditjen Gakkum dan terkoordinasi dengan Ditjen PSLB3 KLHK RI lalu ada memutuskan dan merekomendasikan sanksi atas pelangaran yang telah dilakukan pihak perusahaan,” katanya, Rabu (31/03).

Kemudian, terkait kasus baru yang mencuat kembali dengan dugaan adanya pencemaran air sungai di lokasi perusahaan Fajar Paper, saat ini mendapat perhatian dari DPRD setempat dan telah dilakukan penyidakan dan uji laboratorium oleh DPRD.

Harapan ini agar proses Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) agar dipantau dan dikelola dengan baik dan berkelanjutan. Pihak pemerintah kabupaten atau dinas terkait harus melakukan pemantauan rutin.

“Kan diregulasi jelas pihak perusahaan dan pelaksana tugas harus melakukan pelaporan dan melakukan pemantauan lingkungan per enam bulan, terkait pengelolaan lingkungan dan pemantauan lingkungannya,” jelasnya.https://googleads.g.doubleclick.net/pagead/ads?client=ca-pub-4148768010710875&output=html&h=280&adk=2992013129&adf=2913329337&pi=t.aa~a.2229883276~i.11~rp.4&w=780&fwrn=4&fwrnh=100&lmt=1617875585&num_ads=1&rafmt=1&armr=3&sem=mc&pwprc=1922715161&psa=1&ad_type=text_image&format=780×280&url=https%3A%2F%2Fwww.hariansederhana.com%2Fpencemaran-limbah-kawali-pt-fajar-paper-pernah-mendapat-sanksi%2F&flash=0&fwr=0&pra=3&rh=195&rw=779&rpe=1&resp_fmts=3&wgl=1&fa=27&uach=WyJXaW5kb3dzIiwiNi4xIiwieDg2IiwiIiwiODkuMC40Mzg5LjExNCIsW11d&dt=1617873459785&bpp=2&bdt=11515&idt=3&shv=r20210406&cbv=r20190131&ptt=9&saldr=aa&abxe=1&cookie=ID%3D01353389f96e923f-227a3de3ddc600a2%3AT%3D1616724325%3ART%3D1616724325%3AS%3DALNI_MbqCHKt5aAiuc48ogaUhG-JnLut3A&prev_fmts=0x0%2C320x50%2C780x280&nras=3&correlator=744915630146&frm=20&pv=1&ga_vid=1097425398.1616724322&ga_sid=1617873449&ga_hid=1450605282&ga_fc=0&u_tz=420&u_his=1&u_java=0&u_h=768&u_w=1366&u_ah=738&u_aw=1366&u_cd=24&u_nplug=3&u_nmime=4&adx=90&ady=1816&biw=1349&bih=610&scr_x=0&scr_y=0&eid=44740079%2C44739538%2C44739387&oid=3&pvsid=3002718913655572&pem=509&eae=0&fc=1408&brdim=0%2C0%2C0%2C0%2C1366%2C0%2C1366%2C738%2C1366%2C610&vis=1&rsz=%7C%7Cs%7C&abl=NS&fu=128&bc=31&ifi=4&uci=a!4&btvi=2&fsb=1&xpc=BQ2J3dtjrz&p=https%3A//www.hariansederhana.com&dtd=M

Dia mengatakan, Fajar Paper pernah terkena sanksi berkaitan pengelolaan dan pembuangan limbah di sekitar lingkungan perusahaan tersebut berdiri sehingga mencemari lingkungan setempat.

“Fajar Paper itu sudah kena sanksi dari Gakkum KLHK RI terkait dengan pencemaran lingkungan di area Fajar Paper itu mesti diawasi. Sanksi tersebut salah satunya pihak Fajar Paper mengalokasikan CSR sebesar yang nominalnya kalo tidak salah hampir Rp 12 miliar, untuk penanganan dampak Covid-19,” ungkapnya.

Menurut Puput, pemerintah harus menindak tegas perusahaan atau oknum yang nakal dan telah sengaja mencemari lingkungan di Kanal Cikarang Bekasi Laut (CBL) di Kalijaya, Cikarang Barat, dan Kali Cikarang.https://googleads.g.doubleclick.net/pagead/ads?client=ca-pub-4148768010710875&output=html&h=280&adk=2992013129&adf=250753327&pi=t.aa~a.2229883276~i.17~rp.4&w=780&fwrn=4&fwrnh=100&lmt=1617875585&num_ads=1&rafmt=1&armr=3&sem=mc&pwprc=1922715161&psa=1&ad_type=text_image&format=780×280&url=https%3A%2F%2Fwww.hariansederhana.com%2Fpencemaran-limbah-kawali-pt-fajar-paper-pernah-mendapat-sanksi%2F&flash=0&fwr=0&pra=3&rh=195&rw=779&rpe=1&resp_fmts=3&wgl=1&fa=27&uach=WyJXaW5kb3dzIiwiNi4xIiwieDg2IiwiIiwiODkuMC40Mzg5LjExNCIsW11d&dt=1617873459794&bpp=2&bdt=11524&idt=2&shv=r20210406&cbv=r20190131&ptt=9&saldr=aa&abxe=1&cookie=ID%3D01353389f96e923f-227a3de3ddc600a2%3AT%3D1616724325%3ART%3D1616724325%3AS%3DALNI_MbqCHKt5aAiuc48ogaUhG-JnLut3A&prev_fmts=0x0%2C320x50%2C780x280%2C780x280&nras=4&correlator=744915630146&frm=20&pv=1&ga_vid=1097425398.1616724322&ga_sid=1617873449&ga_hid=1450605282&ga_fc=0&u_tz=420&u_his=1&u_java=0&u_h=768&u_w=1366&u_ah=738&u_aw=1366&u_cd=24&u_nplug=3&u_nmime=4&adx=90&ady=2399&biw=1349&bih=610&scr_x=0&scr_y=0&eid=44740079%2C44739538%2C44739387&oid=3&pvsid=3002718913655572&pem=509&eae=0&fc=1408&brdim=0%2C0%2C0%2C0%2C1366%2C0%2C1366%2C738%2C1366%2C610&vis=1&rsz=%7C%7Cs%7C&abl=NS&fu=128&bc=31&ifi=5&uci=a!5&btvi=3&fsb=1&xpc=36kojlhMVB&p=https%3A//www.hariansederhana.com&dtd=M

Hal itu sudah diatur dalam UU RI Nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Peraturan Pemerintah RI Nomor 20 tahun 1990 tentang pengendalian pencemaran air. Peraturan Pemerintah RI Nomor 18 tahun 1999 tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).

“PP RI Nomor 19 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara dan/atau perusakan laut. PP RI Nomor 27 tahun 1999 tentang amdal. Dengan demikian, kami meminta agar pemerintah setempat tegas dalam menegakan peraturan hukum (lingkungan) dan memberikan sanksi tegas kepada pelaku pencemaran lingkungan,” pungkasnya.

Hingga berita ini diturunkan, pihak PT Fajar Paper dan yang terkait belum bisa dikonfirmasi.

Leave a Reply