BANDUNG, MediaGaruda.Co.Id – Edvin G, Ketua Koalisi KAWALI Indonesia Lestari (KAWALI) Provinsi Jawa Barat, tentang dampak banjir yang terjadi sejak malam tahun baru tanggal 1 Januari 2020 sampai Minggu tanggal 5 Januari 2020.
Pasca Banjir awal tahun 2020 Untuk Wilayah Jadebotabek, Kabupaten Bekasi terdampak banjir paling luas secara administratif, mencakup 18 kecamatan. Selanjutnya DKI Jakarta mencakup 17 kecamatan, Kabupaten Bogor 13 kecamatan, Kota Tangerang 13 kecamatan, Kota Bekasi 12 kecamatan, Kota Depok 11 kecamatan, Kabupaten Lebak 6 kecamatan, Kota Bogor 6 kecamatan dan Kota Tangerang Selatan 6 kecamatan.
Sedangkan jumlah pengungsi terbanyak tercatat ada di Kota Bekasi mencapai 149.537 jiwa yang tersebar di 97 lokasi pengungsian. DKI Jakarta mencapai 11.474 jiwa tersebar di 66 titik pengungsian.
Selanjutnya di Kabupaten Bekasi mencapai 2.800 pengungsi berada di satu titik pengungsian, di Kabupaten Bogor mencapai 2.173 jiwa berada di dua lokasi, di Kabupaten Lebak 1.500 jiwa di empat titik pengungsian dan Kota Depok tercatat 105 pengungsi.
Edvin Gunawan, Ketua Koalisi Kawali Indonesia Lestari Provinsi Jabar juga mengatakan dengan Kondisi Ini, harusnya pemerintah daerah lebih jeli dan serius dalam mengantisipasi dan langkah-langkah pencegahan nya, untuk meminimalisasi dampaknya.
Cuaca ekstrim sebenarnya sudah diperingatkan oleh BMKG sejak awal Desember. Tapi tampaknya pemerintah daerah tidak mengantisipasinya, sehingga seolah-olah mendadak, padahal tidak. Peta rawan banjir sudah ada di BNPBD, namun tidak disebarluaskan secara aktif dan intensif, dan karena pemda kurang mengantisipasi, warga pun tidak mengantisipasi.
Cuaca ekstrim seperti ini adalah dampak dari perubahan iklim. Misalnya curah hujan yang sangat deras kemarin, namun magnitude atau besaran dampak tergantung dari pengelolaan saluran-saluran air dan sungai oleh pemda yang ada di peta rawan banjir. Ujar Edvin saat ditemui DIwilayah Desa Jatimulya RW 15 Kec. Tambun selatan Kab Bekasi, yang Salah satu area cukup Parah di wilayah tersebut Banjirnya.
Air meluap dari got-got yang tersumbat. Antisipasinya harus datang dari pemda, untuk membuat saluran air yang cukup besar sesuai debit air yg mengalir, dan pembersihan dilakukan sebelum musim hujan mulai. Partisipasi masyarakat untuk menjaga saluran air di perumahan mereka perlu digalakkan. Pengendalian banjir itu harus menyeluruh Daerah Aliran Sungai (DAS).
Edvin Juga mengatakan, membuat tampungan-tampungan air di kota dan kabupaten Bekasi, seperti waduk-waduk harus dibangun. Karena aslinya beberapa wilayah Kota dan Kabupaten Bekasi Timur (perbatasan kota dan kabupaten Bekasi) itu dulunya banyak daerah rawa-rawa, yang seperti spons, mampu menampung air sebanyak-banyaknya. Karena saat ini sudah di bangun banyak pemukiman, maka kemampuan menyerap air hilang.
Sehingga kemampuan menampung kawasan-kawasan itu harus dibangun kembali pembuatan dan pendalaman waduk untuk menampung sebagian air permukaan sehingga tidak semua masuk ke sungai. Sungai-sungai di Bekasi itu sudah menyempit, dan meninggi landasan nya, ditambah lagi banyak sampah yang mengalir, perlu dilakukan normalisasi secara berkala.
Edvin Pun menegaskan, menggalakkan kembali biopori, pembuatan lubang kecil penyerap air di halaman-halaman warga dan di kawasan-kawasan publik. Tata ruang yg memperhatikan kawasan resapan air, sempadan sungai dan drainase harus diterapkan secara konsekwen. Saat ini tata ruang dirubah sesuai dengan kepentingan bisnis. Kota dan Kabupaten Bekasi perlu mengkaji ulang zoning dan membangun waduk yang berbasis Pariwisata Lokal. Contoh nya Desa jatimulya yang selalu terkena banjir setiap tahun nya, warga dan masyarakat di wilayah tersebut meminta bantuan kepada pemerintah bersinergi dengan masyarakat untuk pembuatan Lahan resapan seperti waduk.
Kawali Jawa Barat mengapresiasi kepada Pemimpin wilayah Kabuparen Bekasi yang sigap turun langsung kelokasi banjir, dari Bupati, Camat dan Pihak kelurahan dan Binaan nya. Kawali juga siap mendukung dan bersinergi dengan Pemda untuk menjalankan Program-Program Pencegahan Banjir dan Pelestarian Lingkungan Hidup melibatkan juga dengan Karang Taruna Desa.
Untuk Pengendalian banjir di Bekasi di musim hujan adalah waktu yang tepat untuk berpikir bagaimana caranya konservasi air hujan untuk mengisi cadangan air tanah yang sudah semakin berkurang ini. (MG-022/Red)

Leave a Reply