Magelang Hijau Royo-royo, adem dan Lestari, Pilih Pemimpin yang berwawasan Lingkungan Hidup

Magelang yang sejuk dulu di kala pagi hari dan selalu terselimuti kabut, diapit dua sungai besar progo dan elo, sepanjang dua sungai besar tersebut mengalirkan air yang jernih golongan A yang langsung dapat diminum itu dulu.
Agraris sebagai type Daerah Magelang yang berkembang berbasis pertanian menjadi semi Agraris dan Industri karena Magelang memiliki cukup banyak industri perakitan kendaran besar seperti bus dan alat angkut lain nya karoseri Magelang tumbuh pesat. Untuk itu kebijakan pembangunan dan pengelolaan kota harus berubah menuju Green City, mulai menerapkan pembangunan berspektif lingkungan, lakukan penghijauan sepadan jalan, sepadan sungai dan anak sungai kita kembali kemasa lampau dengan sumber air yang bersih dan tertata berkelanjutan.

Kabupaten Magelang berkembang seperti kota-kota lain di indonesia, bila tidak di antisipasi sejak dini, bisa menjadi salah satu sumber pencemar polusi udara di kota. transportasi dan perumahan industri, perkantoran adalah sumber pelepasan GRK sehingga menaikan temperatur permukaan bumi (CO2,NOx, H2SO4 asam sulfat) di desa yang berbasis peranian, berkontribusi dengan naiknya CH4 gas methan karena penangan pasca panen yang tidak ramah lingkungan.

Sisi lain hilangnya banyak mata air di pinggir ke dua sungai besar tadi karena berkurangnya ruang hijau di sempadan sungai.

Untuk itu magelang harus kembali berbenah melaksanakan pembangunan yang peduli pada lingkungan yaitu dengan mencanangkan pembangunan RENDAH KARBON.
caranya, mengurangi lepasnya GRK ke udara kota magelang, bikin program memfasilitasi penduduk dengan pengadaan angkutan daerah yang menggunakan bbm ramah lingkungan, pemda harus berani investasi pengadaan transportasi Magelang yang melayani angkutan publik yang lebih nyaman untuk warganya seperti transportasi massal trans jogja, trans solo dan trans pakuwon kota bogor.
pengadaan fasilitas transportasi massal umum ini akan sangat mengurangi pelepasan karbon di daerah Magelang. Pemda Magelang juga harus sudah mulai mengevaluasi dan menjalankan secara konsisten program Car Free day, minimal satu minggu sekali harus rutin di kampanyekan dan dijalankan, program ini bisa memaksimalkan lokasi spot-spot area di kampus-kampus yang ada di Magelang,

penanganan pasca panen harus tidak boleh lagi ada pembakaran dami (limbah) pertanian maupun penimbunan dami sehingga terjadi proses pembusukan, dami atau limbah pertanian harus diolah menjadi bahan baku kertas seperti dulu waktu Magelang masih memiliki pabrik kertas blabak, pemda Magelang harus mulai melakukan kembali penanaman penghijauan pada sungai-sungai dan anak sungai yang ada di magelang agar mata air kembali banyak muncul dan oksigen akan dihasilkan dari penghijauan di sepanjang bantaran sungai-sungai, Magelang harus punya target berkelanjutan terkait dengan sejumlah kampung Iklim yang sudah berjalan, hal tersebut perlu mendapat perhatian serius dan berkelanjutan. Magelang harus berani menjadi motor Pembangunan kota RENDAH KARBON

Salam Hijau, Indonesia Lestari 🌱🇮🇩

 

Leave a Reply